Jurnal Mitigasi - Litigasi Supervisi Sosial dan Politik - Kolom ini hadir sebagai ruang refleksi atas dinamika demokrasi Indonesia pasca-Reformasi, ketika masyarakat sipil terus mencari cara untuk menegakkan kontrol terhadap negara. -Mitigasi - dipahami sebagai upaya pencegahan konflik sosial dan politik, sementara - Litigasi - merujuk pada proses penegakan hukum serta penyelesaian sengketa yang lahir dari ketegangan sipil-militer maupun antar-aktor politik. Melalui perspektif supervisi sosial, kolom ini menyoroti bagaimana lembaga non-pemerintah, media, serta komunitas akademik berperan sebagai pengawas kritis. Tujuannya jelas: memastikan demokrasi tidak hanya menjadi prosedur elektoral, tetapi juga praktik yang berpihak pada keadilan sosial. Dalam lingkup politik, kolom ini mengurai fenomena - grey area - purnawirawan militer, problem akuntabilitas hukum, hingga dilema skeptisisme publik terhadap institusi negara. Semua dibaca bukan semata dari sisi hukum formal, melainkan juga sebagai gejala sosiologis yang memengaruhi hubungan kekuasaan dan kepercayaan publik. Jurnal Mitigasi - Litigasi Supervisi Sosial dan Politik - bukan hanya catatan akademik, melainkan juga ajakan untuk terus mengawal reformasi. Bahwa demokrasi sejati hanya dapat tumbuh bila ada keseimbangan antara negara yang berkuasa dan masyarakat yang berdaya mengawasi.

Prahara dan Kecamuk

4 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
iStock 22.700+ Kaca Pecah Foto Stok, Potret, \x26 Gambar Bebas Royalti - iStock
Iklan

Wahai jiwa-jiwa yang pecah Pikiran yang pecah - pecahlah dalam keheningan

 

Wahai jiwa-jiwa yang pecah

Pikiran yang pecah - pecahlah dalam keheningan

Malam dan gelap, sunyi pun telah tiba di relung hatimu

Nalar dan nganga pada rintih derita

 

Berkecemuk badai prahara di ujung senja

Malam telah tiba - dalam kiamat utopia

Kini berlabuhlah pada ketiadaan yang tak ada

Pada kenyataan yang nyata -

 

Sublim waktu manakala pagi di singsing lengan

Para anak sekolah berkerjaran

- dengan takdir waktu

berlomba dengan nasib - Lari dari angkara diri sendiri

 

Wahai jiwa-jiwa yang pecah

Dan pikiran yang terbelah - dengarkalah

Sukmaku telah menjadi abu

Dalam rindu aku termangu.

 

Ahmad Wansa Al-faiz,

Bandar Lampung, 13 September 2025.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Jurnal Mitigasi Litigasi - Supervisi Sosial Dan Politik

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Fiksi

img-content
img-content
img-content
img-content

Pemimpin

Minggu, 7 September 2025 19:49 WIB

img-content

Jajan

Minggu, 7 September 2025 19:49 WIB

Lihat semua

Terpopuler di Fiksi

img-content
img-content
img-content
Lihat semua